Materi Simulasi Digital

Materi Pembelajaran Simulasi Digital Semester I
1. Materi tentang Microsoft Word
    Download
2. Materi tentang Microsoft Exel
    Download
3. Materi tentang Microsoft Power Point
    Download
4. Materi tentang Kelas Maya
    Download

Contoh Soal Geograpi Kelas XII


SOAL GEOGRAPI

 01.  Fenomena geosfer:
(1)              pengembangan wilayah permukiman
(2)              evakuasi korban bencana alam
(3)              pergerakan lempeng tektonik
(4)              tingginya tingkat kematian bayi
(5)              terjadinya tanah longsor di pegunungan
Aspek   geografi    nonfisik   dari   fenomena tersebut terdapat pada angka ....
(A)    3, 4, dan 5
(B)   1, 2, dan 4
(C)    1, 3, dan 5
(D)   1, 2, dan 3
(E)    2, 3, dan 5

02.  Daerah yang terletak di wilayah pantai barat Sumatera dan selatan Pulau Jawa rawan terhadap gempa bumi. Hal ini disebabkan oleh letak daerah tersebut yang berada di batas lempeng Eurasia dengan lempeng Indo Australia.
Prinsip    geografi    yang   berkaitan   dengan fenomena tersebut adalah ....
(A)    prinsip korologi
(B)   prinsip distribusi
(C)    prinsip kronologi
(D)   prinsip interelasi
(E)    prinsip deskripsi

03.  Hujan deras yang mengguyur kota Medan beberapa waktu lalu mengakibatkan banjir di beberapa lokasi kota tersebut. Pendekatan yang diperlukan untuk mengkaji penyebab permasalahan tersebut adalah ….
(A)    pendekatan keruangan
(B)    pendekatan kompleks wilayah
(C)    pendekatan sejarah
(D)  pendekatan ekologi
(E)    pendekatan deskripsi

04.  Di wilayah perkotaan terdapat penggunaan lahan secara khusus seperti pusat perdagangan, kawasan industri, permukiman kelas elit, kawasan kumuh, dan kawasan hijau. Konsep geografi yang berkaitan dengan hal itu adalah ….
(A)    konsep lokasi
(B)    konsep jarak
(C)    konsep morfologi
(D)   konsep pola
(E)   konsep aglomerasi

05.  Desa Sukmajaya adalah daerah yang subur. Tetapi pada tahun ini, kekeringan melanda Desa Sukmajaya. Sebanyak 60% dari total lahan pertanian terancam gagal panen. Jika menggunakan Analisis Kompleks Wilayah, keputusan mana yang akan diambil oleh Pe- merintah di Desa Sukmajaya untuk menga- tasi ancaman gagal panen tersebut?
(A)    meneliti sebaran wilayah yang terkena dampak kekeringan
(B)    menganalisis pola sosial masyarakat petani di wilayah yang tidak terancarn gagal panen
(C)    mengubah bibit tanam dengan yang le- bih unggul
(D)  menganalisis mengapa ada wilayah yang terancam gagal panen dan ada yang tidak berdasarkan peta wilayah kekeringan
(E)    menyediakan pangan dengan cara men- gimpor dari daerah luar

06.  Proyeksi yang paling baik digunakan untuk daerah khatulistiwa adalah ....
(A)    Proyeksi Kerucut Normal
(B)   Proyeksi Silinder
(C)    Proyeksi Azimuthal Orthografik
(D)   Proyeksi Azimunthal Sterografik
(E)    Proyeksi Gnomonik

07.  Peta tambang disebut sebagai peta tematik. Pernyataan tersebut dapat dikatakan ....
(A)  benar, karena peta tambang tidak harus menggambarkan bentuk muka bumi dalam skala yang presisi
(B)  salah, karena peta tambang bisa menggunakan proyeksi apapun
(C)  benar, karena peta tambang hanya dimiliki oleh beberapa perusahaan tertentu
(D)  salah, karena peta tambang tidak memiliki tema yang berguna bagi banyak orang
(E)  benar, karena peta tambang memiliki satu unsur khusus yang ditonjolkan

08.  Peta adalah cara untuk menyampaikan maksud tertentu, maka dari itu hal terpenting bagi pembaca peta adalah ....
(A)    memahami legenda
(B)    mengetahui proyeksi apa yang digunakan
(C)    mampu menganalisis secara spasial
(D)  mampu menginterpretasi
(E)    menjaga keasliannya

09.  Citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum sinar tampak mulai warna biru sampai warna hijau disebut ....
(A)    foto intrafernal
(B)    foto ultraviolet
(C)    foto pankromatik
(D)   foto inframerah
(E)   foto ortokromatik

10.  Bukti    yang    menunjukkan    adanya pengapungan benua adalah ....
(A)    Kepulauan Madagaskar mendekat ke Afrika
(B)    penyatuan Asia dengan Eropa menjadi Eurasia
(C)   persamaan pantai timur Amerika dengan pantai barat Eropa
(D)   Samudera Atlantik semakin menyempit
(E)    Samudera Hindia makin mendesak ke Selatan

11.  Ciri    khas    The  Oscillating  Theory   tentang pembentukan alam raya adalah adanya ....
(A)    reaksi berantai
(B)    materi saling menjauh
(C)    reaksi pada inti massa
(D)  siklus materi
(E)    zat baru selalu diciptakan

12.  Ciri-ciri planet:
(1)              dijuluki “planet merah”
(2)              memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan
Deimos
(3)              jarak dari matahari kurang lebih 1,5 satuan astronomi
Planet sesuai ciri tersebut adalah ....
(A)    Merkurius
(B)    Venus
(C)   Mars
(D)   Jupiter
(E)    Saturnus

13.  Peristiwa gunung meletus, gempa bumi, dan longsor sering terjadi di wilayah Indonesia. Hal itu merupakan contoh aspek geosfer pada lapisan ....
(A)    hidrosfer
(B)   lithosfer
(C)    antroposfer
(D)   atmosfer
(E)    biosfer

14.  Bentuk muka Bumi seperti pada gambar berikut dapat terbentuk melalui proses ....

(A)    erosi air dan deflasi
(B)   pelapukan kimia dan pengendapan
(C)    temperatur udara dan pengendapan
(D)   erosi air dan pelapukan mekanik
(E)    abrasi dan pelapukan kimia

Asal Mula Dimunculkan Istilah Ahlu Sunnah Wal Jamaah "ASWAJA"




Khazanah.Assalaf.id  - Kelahiran Aswaja, atau lebih tepatnya terminologi Aswaja, merupakan respon atas munculnya kelompok-kelompok ekstrem dalam memahami dalil-dalil agama pada abad ketiga Hijriah. Pertikaian politik antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Gubernur Damaskus, Muawiyah bin Abi Sufyan, yang berakhir dengan tahkim (arbitrase), mengakibatkan pendukung Ali terpecah menjadi dua kubu.


Kubu pertama menolak tahkim dan menyatakan Ali, Muawiyah, Amr bin ‘Ash, dan semua yang terlibat dalam tahkim telah kafir karena telah meninggalkan hukum Allah. Mereka memahami secara sempit QS. Al-Maidah:44: “Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka mereka telah kafir”. Semboyan mereka adalah laa hukma illallah, tiada hukum selain hukum Allah. Kubu pertama ini kemudian menjadi Khawarij.


Sedangkan kubu kedua mendukung penuh keputusan Ali, sebab Ali adalah representasi dari Rasulullah saw, Ali adalah sahabat terdekat sekaligus menantu Rasulullah saw. Keputusan Ali adalah keputusan Rasulullah saw. Kubu kedua ini kemudian menjadi Syiah. Belakangan, golongan ektstrem (rafidhah) dari kelompok ini menyatakan bahwa tiga khalifah sebelum Ali tidak sah. Bahkan golongan Syiah paling ekstrem yang disebut Ghulat mengkafirkan seluruh sahabat Nabi Saw kecuali beberapa orang saja yang mendukung Ali. Di sinilah awal mula pertikaian antara Syiah dengan Khawarij yang terus berlangsung hingga kini.


Khalifah Ali kemudian dibunuh oleh Khawarij. Pembunuhnya adalah Abdurrahman bin Muljam, seorang penganut fanatik Khawarij. Menyedihkan, Ibnu Muljam ini sosok yang dikenal sebagai penghafal Al-Quran, sering berpuasa, suka bangun malam, dan ahli ibadah. Fanatisme dan minimnya ilmu telah menyeretnya menjadi manusia picik dan sadis.

Berdasarkan musyawarah ahlul halli wal áqdi yang beranggotakan sahabat-sahabat besar yang masih tersisa waktu itu, menyepakati kedudukan Ali sebagai khalifah digantikan oleh puteranya Al-Hasan. Namun Al-Hasan hanya dua tahun menjabat sebagai khalifah. Ia mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan khalifah kepada Muawiyah karena menurut ijtihadnya mengundurkan diri adalah pilihan terbaik untuk menyelesaikan perselisihan umat. Dalam sejarah, tahun pengunduran diri Al-Hasan dinamakan“am al-jamaáh” atau tahun persatuan.


Naiknya Muawiyah menjadi khalifah menimbulkan reaksi keras dari kelompok Syiáh dan Khawarij. Mereka menolak kepemimpinan Muawiyah dan menyatakan perang terhadap Bani Umayah. Perselisihan makin memuncakmanakala Muáwiyah mengganti sistem khilafah menjadi monarki absolut, dengan menunjuk anaknya Yazid sebagai khalifah selanjutnya.

Di sisi lain, tragedi Karbala yang menyebabkan terbunuhnya cucu Rasulullah saw Al-Husein dan sebagian besar ahlul bait Rasulullah saw pada masa Khlalifah Yazid bin Muawiyah, telah mengobarkan semangat kaum Syiah untuk memberontak terhadap Bani Umayah. Pertikaian selanjutnya melebar jadi pertikaian segitiga antara Bani Umayah, Syiah, dan Khawarij. Pertikaian terus berlanjut hingga masa Bani Abbasiah. Dua kelompok ini senantiasa merongrong pemerintahan yang sah.


Chaos politik yang melanda umat Islam awal pada akhirnya juga melahirkan kelompok lain di luar Syiah dan Khawarij. Pada awal abad ketiga Hijriah muncul kelompok Murjiáh, yang berpendapat bahwa dalam persoalan tahkim tidak ada pihak yang berdosa. Dosa dan tidaknyaserta kafir dan tidaknya seseorang bukanlah diputuskan di dunia, melainkan di akhiratoleh Allah SWT.

Dari persoalan politik kemudian merembet menjadi persoalan akidah.Perdebatan siapa yang bersalah dalam konflik antara Ali dan Muawiyah melebar jadi perdebatan tentang perbuatan manusia. Setelah Murjiáh, muncullah aliran Jabbariah (fatalisme) dan Qodariah(fre act and fre will). Jabbariah berpendapat, perbuatan manusia diciptakan oleh Tuhan, artinya manusia tak lebih laksana wayang yang digerakkan oleh dalang. Qodariah berpendapat sebaliknya, bahwa manusia sendirilah yang menciptakan perbuatannya tanpa ada “campur tangan” Tuhan terhadapnya.


Setelah Qodariah dan Jabbariah, berikutnya muncul aliran Mu’tazilah yang berpendapat sama dengan Qodariah dalam hal perbuatan manusia, namun mereka menolak penetapan sifat (atribut) pada Allah. Menurut Mu’tazilah, bila Allah memiliki sifat berarti ada dua materi pada Allah, yakni Dzat dan Sifat, hal ini berarti telah syirik atau menduakan Allah.

Lahirnya aliran-aliran ekstrem setelah Syiah dan Khawarij bukan hanya disebabkanoleh persoalan politik yang melanda umat Islam awal, akan tetapi juga dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran dari luar Islam. Hal ini merupakan imbas dari semakin luasnya wilayah kekuasaan Islam yang meliputi wilayah-wilayah bekas kekaisaran Persia dan Romawi yang sudah lebih dahulu memiliki peradaban yang mapan dan telah bersentuhan dengan rasionalisme Yunani dan filsafat ketimuran.

Seperti yang saya kemukakan di awal tulisan ini, kemunculan istilah Aswaja merupakan respon atas kelompok-kelompok ekstrem pada waktu itu. Aswaja dipelopori oleh para tabiín (generasi setelah sahabat atau murid-murid sahabat) seperti Imam Hasan Al-Bashri, tabi’tabiín (generasi setelah tabiín atau murid-murid tabiín) seperti Imam-imam mazhab empat, Imam Sufyan Tsauri, Imam Sufyan bin Uyainah. Ditambah generasi sahabat, inilah yang disebut dengan periode salaf, sebagaimana disebut oleh Rasulullah saw sebagai tiga generasi terbaik agama ini.

Selepas tabi’ tabiínajaran Aswaja diteruskan dan dikembangkan oleh murid-murid mereka dan dilanjutkan oleh generasi-generasi berikutnya.Mulai dari Imam Abul Hasan Al-Asyári, Imam Abu Manshur Al-Maturidi, Imam Al-Haromain, Imam Al-Junaid Al-Baghdadi, Imam Al-Ghazali dan seterusnya sampai Hadratussyekh Hasyim Asyári.

Dalam memahami dalil Al-Qur’an dan Sunnah Aswaja mengikuti metodologi para sahabat, yakni metodologi jalan tengah (moderat), keseimbangan antara pengunaan teks suci dan akal. Menyikapi pendapataliran-aliran ekstrem tersebut Aswaja mengambil jalan tengah di antara pendapat-pendapat mereka. Beberapa ajaran pokok Aswaja, antara lain:

1. Pertikaian politik yang terjadi di antara para sahabat Nabi saw merupakan ijtihad para sahabat, bila benar mendapat dua pahala dan bila salah mendapat satu pahala. Aswaja mengambil sikap tawaquf (diam) atas perselisihan yang terjadi di antara para sahabat dan menyatakan keadilan para sahabat (hadisnya bisa diterima).

2. Dalam masalah takfir Aswaja amat berhati-hati, karena bila sembrono efeknya akan kembali kepada si penuduh. Aswaja tidak akan mudah mengkafirkan ahlul qiblah atau selama masih mengakui tidak ada ada Tuhan selain Allah dan Muhammad saw adalah utusan allah; mengakui hal-hal prinsip dan sudah pasti dalam agama(al-ma’lum mina diini biddhoruroh) seperti rukun Islam, rukun iman, dan perkara-perkara gaib seperti surga, neraka, hisab, shirath, malaikat, jin, peristiwa isra’ dan mi’raj dll. yang informasi mengenai hal-hal tersebut hanya diketahui dari Kitabullah dan Sunnah Nabi saw yang mutawatir.

3. Aswaja juga tidak mudah memvonis sesat sebuah pemikiran atau pendapat seseorang yang berangkat dari dalil yang tidak tegas (ijtihadi) atau masih terbuka ruang perbedaan pendapat di dalamnya. Aswaja amat menghargai perbedaan pendapat karena perbedaan pendapat di kalangan umat adalah rahmat.

4. Mengenai perbuatan manusia, Aswaja berpendapat bahwa perbuatan manusia pada dasarnya diciptakan oleh Tuhan, namun manusia memiliki kuasa (kasb) atas perbuatannya yang bersamaan dengan kehendak Tuhan.

5. Dalam memahami teks Al-Quran dan sunnah, Aswaja berpendapat bahwa ada ruang bagi akal untuk memahami teks. Artinya ada teks yang mengandung makna haqiqi dan ada teks yang mengandung makna majazi(metaforis) yang membuka ruang akal (tafsir) untuk memahaminya.

6. Mengenai perbuatan dosa atau masuk surga dan neraka manusia, Aswaja berpendapat manusia divonis telah berdosa di dunia apabila telah melanggar hukum-hukum syariat sedangkan di akhirat mutlak adalah keputusan Allah.

7. Mengenai sifat Allah, Aswaja berpendapat bahwa Allah memiliki sifat. Dzat (esensi) dan Sifat (atribut) adalah dua hal yang berbeda namun tak dapat dipisahkan, seperti halnya sifat manis yang melekat pada gula. Antara atribut manis dan esensi pada gula keduanya menyatu, namun tak bisa dilepaskan satu sama lain. Sifat senantiasa menyatu dengan Dzat (esensi).

8. Terkait dengan politik dan kekuasaan, Aswaja menyatakan haram hukumnya bughot (memberontak) meskipun pemerintahan itu zhalim,karena hanya akan menimbulkan pertikaian dan pertumpahan darah yang tak berkesudahan di kalangan umat. Namun pemerintahan hasil kudeta adalah pemerintahan yang sah karena terkait dengan kesejahteraan umat dan legalnya beberapa hukum syariat.

9. Aswaja tidak menolak tradisi dan kebudayaan yang sudah lama berkembang dan mendarah daging di tengah masyarakat, asal tidak bertentangan dengan syariat. Namun bila bertentangan dengan syariat, Aswaja menolak perubahan dilakuan secara radikal dan revolusioner. Perubahan harusdilakukan secara bertahap.Atau tidak harus merubahnya, tetapi mewarnai tradisi dan kebudayaan tersebut sehingga cocok dengan ajaran Islam.

Fleksibilitas Ajaran AswajaSepanjang sejarah perjalanannya, prinsip jalan tengah yang ditempuh Aswaja, yang mewujud dalam karakter tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), dan tawazun (seimbang) membuat Aswaja mampu hidup dan berkembang di wilayah mana saja dan mampu melebur dengan kebudayaan setempat, serta senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman (dinamis).

Dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara,dai-dai Aswaja awal di Nusantara seperti Walisongo tak mengalami benturan dengan kebudayaan masyarakat Nusantara. Pasalnya, kata Clifford Gertz, dalam menyebarkan agama Islam mereka tidak hanya berperan sebagai pendakwah yang menyiarkan agama Islam,akan tetapisebagai cultural broker, makelar budaya.

Oleh karena itu, saya berani katakan corak Islam di Nusantara 90 persen terbentuk dari budaya. Hal ini terlihat dari arsitektur rumah ibadah, istana kesultanan, tradisi dan ritual keagamaan, kuliner, fashion, hingga sistem pengajaran dan pendidikan.Islam di Nusantara itu unik dan berbeda dengan Islam di tanah asalnya, Arab.

Orientasi Aswaja Bukan KekuasaanAjaran Aswaja yang dianut oleh mayoritas umat Islam di seluruh dunia orientasinya tidak lain adalah mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan umat baik bidang agama, sosial, politik, maupun ekonomi. Aswaja bukanlah golongan yang menjadikan kekuasaan politik sebagai tujuan. Artinya, bagi Aswaja kekuasaan bukanlah indikator keberhasilan dakwah islamiah, tetapi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Hal ini berbeda dengan kaum Syiah dan Khawarij yang orientasi utamanya adalah kekuasaan politik.

Dengan prinsip jalan tengahnya, dalam bidang politikAswaja menghendaki tatanan politik yang stabil. Aswaja mengharamkan pemberontakan terhadap pemerintah yang sah dan mengharamkan sebuah tindakan dan pernyataan yang dapat memicu huru-hara politik dan chaos. Mengapa? Karena instabilitas politik dapat memicu kekacauan sosial yang pada ujungnyahanya akan menyengsarakan rakyat.

Aswaja menyatakan bahwa Islam tidak meninggalkan sistem politik apapun. Mengenai pengaturan negara diserahkan kepada masyarakat yang membentuk negara itu. Islam tidak mempersoalkan sistem demokrasi atau monarki. Islam hanya memerintahkan seorang pemimpin harus adil dan berakhlakul karimah, senantiasa musyawarah, serta berkomitmen untuk menyejahterakan rakyatnya, sebagaimana kaidah fiqh “tashorruful imam ála roíyah manuthun bil mashlahah” kebijakan seorang pemimpin berdasarkan kesejahteraan rakyatnya.

Dalam bidang sosial, Aswaja menginginkan sebuah tatanan masyarakat yang beradab(tamaddun), dalam arti masyarakat yang membangun, saling menghormati, dan toleran, meski berbeda agama, suku bangsa, dan budaya. Inilah tatanan masyarakat ideal sebagaimana telah diwujudkan oleh Nabi Muhammad saw 14 abad yang lalu ketika membangun masyarakat madani (civil society) di Madinah.

Dalam bidang ekonomi, Aswaja menekankan pemerataan ekonomi. Aswaja mengambil jalan tengah antara kapitalisme-liberalisme dan sosialisme-komunisme. Aswaja mengharamkan monopoli atas kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat. Aswaja juga mengharamkan sumber daya alam dan mineral sebuah negara dikuasai oleh pribadi atau segelintir orang. Aswaja menekankan keseimbangan antara hak-hak individu dan hak-hak masyarakat sehingga tercipta keadilan sosial dan ekonomi.

Aswaja dan NasionalismeBagi Aswaja, agama dan nasionalisme tak bisa dipisahkan, ibarat dua sisi mata uang. Agama dan nasionalisme saling mendukung. Nasionalisme tanpa agama akan kering nilai-nilai, sementara agama tanpa nasionalisme tak mampu menyatukan elemen-elemen bangsa. Hadratussyekh Hasyim Asyári jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan menyatakan,cinta tanah air sebagian dari iman. Siapa yang tidak mencintai tanah airnya maka belum sempurna imannya. Inilah prinsip jalan tengah Aswaja dalam menyikapi persoalan kebangsaan. Al-Quran secara jelas mengatakan: “sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling mengenal (berinteraksi)”.



***

Alhasil, Aswaja bukan hanya sebuah pandangan keagamaan, akan tetapi lebih jauh merupakan pandangan hidup (way of life) seorang muslim dalam menyikapi lingkungannya yang majemuk dan dinamis. Aswaja adalah manhajul fikrah wal harakah (landasan pemikirandan gerakan) dalam menyikapi berbagai persoalan, baik berhubungan dengan agama, sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Seorang muslim penganut Aswaja mampu hidup dan menyesuaikan diri serta dituntut untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan, dan ketentraman masyarakat di manapun mereka hidup. Wallahua’lam

Timur Jakarta, 882016 via NU Online

Penulis adalah Sekretaris PC GP Ansor Jakarta Timur dan Wakil Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU


PERENCANAAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN - ppt download

PERENCANAAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN - ppt download: Pengukur Keberhasilan Perumusan Butit-butir Materi Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan Identifikasi Kebutuhan & Karakteristik Siswa REVISI GBPM Perumusan Tujuan Penulisan Naskah Media Naskah Siap Produksi Test/ Uji Coba

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT - ppt download

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT - ppt download: Mengapa Menggunakan Media ? Agar materi pelajaran yang disampaikan mudah dimengerti oleh sasaran atau peserta

KOMUNIKASI DALAM JARINGAN - ppt download

KOMUNIKASI DALAM JARINGAN - ppt download: Pengertian komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang- lambang yang bermakna bagi kedua pihak. Pengertian komunikasi

Mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital - ppt download

Mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital - ppt download: Komunikasi daring atau komunikasi virtual cara berkomunikasi di mana penyampaian dan penerimaan informasi atau pesan dilakukan dengan menggunakan Internet, atau melalui dunia maya (cyberspace). Real-time adalah kondisi pengoperasian dari suatu sistem perangkat keras dan perangkat lunak yang dibatasi oleh rentang waktu dan memiliki tenggat waktu (deadline) yang jelas, relatif terhadap waktu suatu peristiwa atau operasi terjadi. sarana kirim mengirim surat melalui jalur jaringan komputer (misalnya Internet). Videophone adalah telepon dengan layar video dan mampu menangkap video (gambar) sekaligus suara yang ditransmisikan.

GEOGRAFI KELAS X ppt download

GEOGRAFI KELAS X by Edoardus Handoko (banteng) - ppt download: PENGERTIAN GEOGRAFI Apakah geografi itu? Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo (

Pendalaman Materi Geografi - ppt download

Pendalaman Materi Geografi - ppt download: KONSEP, PENDEKATAN, PRINSIP DAN ASPEK GEOGRAFI

Cara Penghitungan Skala Peta

Pengertian Skala Peta
Skala peta adalah angka dengan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya. Semakin besar suatu skala peta maka semakin detail pula informasi yang tersaji pada peta tersebut, begitu juga sebaliknya.
Jenis Skala Peta
Skala pada peta berfungsi sebagai penunjuk perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya. Akan etapi skala peta tidak hanya berwujud angka saja, juga ada yang berbentuk grafis. Ada 3 jenis skala peta yang kita kenal, yakni:
Skala Angka
Skala angka adalah skala yang berbentuk angka untuk menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya.
Skala Garis atau Grafis
Merupakan skala yang ditunjuk dengan garis lurus yang dibagi menjadi beberapa ruas. Setiap ruas menunjukkan bagian yang sama.
Skala Verbal
Merupakan skala yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau secara verbal.
Jenis Peta Berdasarkan Skala
Dilihat dari skalanya, peta terbagi menjadi beberapa jenis. Ada 5 jenis peta dalam kategori ini, antara lain:
 Peta Kadaster, peta yang berskala besar dengan skala 1:100-1:5000
 Peta Skala Besar, peta yang berskala 1:5000 – 1:250.000
 Peta Skala Menengah, peta yang berskala 1:250.000 – 1:500.000
 Peta Skala Kecil, peta yang berskala 1:500.000 – 1:1.000.000
 Peta Geografi, peta yang berskala >1:1.000.000
Cara Menghitung Skala pada Peta
Berikutnya mari masuk ke pembahasan mengenai rumus mencari skala dan rumus mencari jarak. Silakan simak pembahasan di bawah ini.
Perhitungan Skala Angka
Pertama mari kita bahas tentang cara menghitung dengan skala angka. Skala ini dipakai untuk menghitung jarak wilayah sesungguhnya dengan memanfaatkan peta. Rumus skala untuk menghitung jarak sebenarnya adalah:
Jarak Sesungguhnya = Jarak pada Peta / Skala
Selain itu pada suatu perkara atau pada sebuah soal kita diminta untuk mencari skala suatu peta. Rumus yang kita gunakan adalah:
Skala = Jarak pada Peta / Skala
Apabila ingin mencari jarak pada peta, maka rumus yang kita gunakan adalah sebagai berikut:
Jarak pada Peta = Skala x Jarak Sebenarnya
Perhitungan Skala Batang

Untuk cara menghitung skala peta jenis batang, kita memakai ukuran pada batang grafis atau garis lurus yang ada di bawah gambar peta. Pada batang grafis atau garis, jarak suatu ruas atau kolom adalah sama dan masing-masing ruas mewakili jarak tertentu.
Ada perbedaan mendasar antara skala batang dengan skala angka, jika suatu peta diperkecil, kita tetap bisa menggunakan skala batang tersebut sebagai perhitungan tanpa perlu melakukan konversi.
Umumnya skala batang masing-masing mempunyai ruas sepanjang 1 cm yang mewakili jarak sebenarnya. Contohnya pada suatu peta mempunyai jarak 1 : 100.000, maka skala batang mempunyai panjang masing-masing ruas 1 cm.
Contoh Soal Menghitung Skala Peta
Cara Mencari Jarak Sebenarnya
Pada sebuah peta dengan skala 1:10.000.000, jarak antara kota A dan kota B adalah 5 cm. Berapakah jarak sebenarnya kota A dengan kota B?
Jawab:
Jarak sesungguhnya = 5 cm / 1 : 10.000.000
= 5 cm × 10.000.000 / 1
= 50.000.000 cm
Jadi, jarak sebenarnya antara kota A dan B adalah 50.000.000 cm atau juga bisa diubah menjadi 500 km.

Menghitung Skala Angka
Jarak antara kota A dan kota D pada sebuah peta adalah 8 cm. Sementara jarak sebenarnya antara kota A dan kota D adalah 160 km. Berapakah skala peta tersebut berdasarkan satuan cm?
Jawab:
160 km = 160.000.000 cm
Skala = Jarak pada Peta : Jarak Sesungguhnya
= 8 cm : 160.000.000 cm
= 1 : 2.000.000
Jadi, skala peta tersebut adalah 1 : 2.000.000.


Menghitung Skala Batang
Jarak antara Desa Jeruk dengan Desa Mangga pada peta dengan skala batang adalah 4 ruas. Satu ruas pada peta tersebut mewakili 1 km. Berapa jarak sesungguhnya dari kedua desa tersebut?
Karena setiap ruas pada peta tersebut dianggap mewakili 1 km, maka jarak kedua desa tersebut adalah: 4 × 1 km = 4 km.
Menghitung Jarak dengan Selisih Derajat Lintang-Bujur
Cara mencari skala dengan rumus jarak di atas sudah lazim ditemui. Akan tetapi juga ada yang menggunakan selisih derajat lintang dan bujur untuk menghitung skala.
Seperti yang diketahui, bumi berbentuk bulat dengan sedikit pepat di kutub dan menggelembung di bagian ekuator. Dalam kartografi orang-orang sering menghitung jarak di lapangan dengan memakai selisih perbedaan garis bujur atau lintang.

Garis lintang atau latitude adalah garis yang melintang dari atas ke bawah atau vertikal yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan. Sedangkan garis bujur atau longitude adalah garis mendatar atau horizontal yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Lalu bagaimana menghitung jarak dengan lintang dan bujur?
Karea bumi berbentuk seperti bola, maka ketentuan yang mengatur koordinat bujur-lintang mirip dengan ketentuan operasi matematika yang berkaitan dengan lingkaran. Dengan begitu, cara menentukan koordinat lintang-bujur sama dengan perhitungan lingkaran, yakni derajat, menit dan detik.
Contohnya ada bilangan 5° 42’, 30” LS. Cara membacanya adalah 5 derajat 42 menit 30 detik Lintang Selatan.
Sedangkan untuk membaca jarak setiap garis tersebut, ketentuannya adalah sebagai berikut:
 1 derajat bujur/lintang = 111,322 km (diambil garis terpanjang yaitu equator)
 1 derajat bujur/lintang = 60′ (menit) = 3600″ (detik)
 1 menit bujur/lintang = 60″ (detik)
 1 menit bujur/lintang = 1.8885,37 meter
 1 detik bujut/lintang = 30, 9227 meter
Contoh Soal
Berapakah jarak antara 6⁰ 10′, 45″ LU sampai 7⁰ 11′, 48″ LU?
Jawab:
Selisih kedua jarak lintang tersebut adalah 1 derajat 1 menit dan 3 detik. Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan rumus mencari jarak di atas, yakni:
1 derajat x 111,322 km = 111,322 km
1 menit x 1.885,37 m = 1.885,37 m = 1,885 km
3 detik x 30, 9227 m = 927, 681 m = 0,926 km
Jadi 111,322 km + 1.885,37 m + 927, 681 m = 114,134 km
Memperbesar dan Memperkecil Peta

Selain mencari cara menghitung skala peta, biasanya kita juga diminta untuk memperbesar maupun memperkecil suatu peta. Gambaran pada peta bisa diperbesar maupun diperkecil sesuai dengan kebutuhan. Setidaknya ada 3 cara untuk memperbesar maupun memperkecil peta. Berikut penjelasan selengkapnya yang bisa Anda simak.
Menggunakan Grid
Cara memperkecil atau memperbesar peta pertama adalah dengan bantuan grid atau garis-garis koordinat. Garis koordinat adalah garis khayal pada peta yang terdiri atas garis lintang dan garis bujur.
Bila gambar suatu daerah diperbesar, maka bentuk daerahnya tetap, namun ukuran panjang dan lebar diperbesar. Di samping itu bilangan pembagi skala menjadi lebih kecil dan detail gambar menjadi lebih banyak.
Begitu juga bila peta diperkecil. Maka bentuk daerah tetap, namun ukuran panjang dan lebar diperkecil, bilangan pembagi skala menjadi lebih besar dan detail gambar menjadi lebih sedikit.
Menggunakan Fotokopi
Cara kedua yang bisa dimanfaatkan adalah dengan memakai fotokopi. Jika ingin memperbesar peta, maka harus memakai fotocopy yang bisa memperbesar peta. Akan tetapi sebelumnya usahakan skala peta yang akan diperbesar sudah diubah dalam bentuk skala garis atau batang.
Dengan begitu perubahan hasil peta yang diperbesar sesuai dengan perubahan skalanya. Akan tetapi bila masih dalam bentuk skala angka maka cara menyesuaikannya sedikit rumit.
Memakai Pantograf
Cara terakhir adalah dengan memanfaatkan alat bernama pantograf. Alat pantograf merupakan alat yang digunakan untuk memperbesar maupun memperkecil skala peta.\Alat ini dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan yang diinginkan.
Alat ini mempunyai beberapa sisi jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi ini bisa diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.